Pages

Labels

Sabtu, 22 September 2012

Mountain Bike

 Sepeda gunung
   Sepeda dari dulu emang ga ada matinya. Dari mulai ontel sampai MTB, Dari aki-aki sampe bocah suka sama jenis olahraga yang satu ini. Nah ane pengn bahas tentang MTB alias Sepeda Gunung,Monggo disimak...
   Sepeda gunung atau (All Terrain Bike/ATB) adalah sepeda yang digunakan dalam medan yang berat. Pertama kali diperkenalan pada tahun 1970, oleh pemakai sepeda di perbukitan San Fransisco.
Sejak saat itu dunia mengenal sepeda gunung ini. Ciri-cirinya adalah ringan, bentuk kerangka yang terbuat dari baja, aluminium dan yang terbaru menggunakan bahan komposit serat karbon (Carbon Fiber Reinforced Plastic) dan menggunakan shock breaker (peredam goncangan). Sedangkan ban yang dipakai adalah yang memiliki kemampuan untuk mencengkeram tanah dengan kuat. Sepeda gunung memiliki 18-30 gear pindah yang berguna untuk mengatur kecepatan dan kenyamanan dalam mengayuh pedalnya. Sepeda gunung dengan 30 gear berarti memiliki crankset depan dengan 3 piringan dan cassette sprocket dengan 10 piringan, sehingga 3 x 10 = 30 tingkat kecepatan yang berbeda.

Klasifikasi
Secara umum sepeda gunung dibagi menjadi 5 jenis menurut fungsinya, diantaranya yaitu:
























Cross Country (XC)
Dirancang untuk medan yang tidak terlalu ekstrem (ringan), sepeda jenis ini hanya mempunyai suspensi depan atau tanpa suspensi sama sekali. Karena hanya memiliki suspensi depan biasanya sepeda gunung jenis ini dikategorikan sebagai rigid frame. Didesain agar efisien dan optimal pada saat mengayuh ditanjakan, di jalan aspal hingga jalan tanah pedesaan. Sepeda jenis ini sangatlah disarankan bagi pemula yang ingin memulai bermain sepeda MTB.






§  All Mountain (AM)
Biasa dipakai untuk jalur perpaduan antara Cross Country (XC) dan Down Hill ringan (light DH). Didesain untuk melintasi alam yang berat seperti naik dan turun bukit, masuk hutan, melintasi medan berbatu, dan menjelajah medan offroad  jarak jauh. Memiliki 2 suspensi depan dan belakang (double suspension). Panjang suspensi belakang (rear suspension) sekitar 6 inchi dan panjang suspensi depan (fork) mulai dari 140mm s/d 160mm. Pemakai dapat melakukan pendakian gunung dengan baik (tidak berat), sekaligus juga dapat menuruni gunung dengan cepat (tidak berguncang-guncang), karena panjang suspensi yang optimal. Keunggulan sepeda jenis ini ada pada ketahanan dan kenyamanannya untuk dikendarai.





§  Free Ride (FR)
Dirancang untuk mampu bertahan melakukan lompatan tinggi (drop off) dan kondisi ekstrim sejenisnya. Rangkanya kuat namun tidak secepat dan selincah sepeda jenis All Mountain, karena bobotnya yang lebih berat, maka kurang cocok untuk digunakan dalam perjalanan jarak jauh dan sangat tidak cocok untuk tanjakan.





Down Hill (DH)
Untuk medan yang sangat ekstrem, sepeda gunung jenis ini mempunyai suspensi ganda (double suspension) untuk meredam benturan yang kerap terjadi ketika menuruni lereng dan dapat menikung dengan stabil pada kecepatan tinggi. Dirancang agar dapat melaju cepat, aman dan nyaman dalam menuruni bukit dan gunung. Sepeda jenis ini tidak mengutamakan kenyaman dalam mengayuh, karena sepeda jenis ini hanya dipakai hanya untuk menuruni lereng bukit atau gunung. Sepeda ini juga dipakai untuk perlombaan, sehingga yang menjadi titik utama dalam perancangannya adalah bagaimana agar kuat namun dapat melaju dengan cepat. Untuk menuju ke lokasi, para down hiller tidak mengayuh sepeda mereka, namun sepeda mereka diangkut dengan mobil. Sangat tidak efisien jika sepeda ini digunakan di dalam kota maupun di jalur cross country.




Dirt Jump (DJ)
Sepeda jenis ini awalnya dirancang untuk anak muda perkotaan, selain sebagai alat transportasi, untuk kebut-kebutan di jalan raya kota, juga digunakan untuk melakukan atraksi lompatan tinggi dan atraksi-atraksi ekstrim lainnya. Fungsi dari sepeda jenis ini sangat mirip dengan BMX, namun dengan bentuk yang diperbesar. Nama lain dari sepeda jenis ini adalah trial atau urban MTB.


   Cross-Country Bike
   Beratnya relatif paling ringan dibandingkan jenis sepeda gunung
lainnya, berkisar antara 17 hingga 25 pounds. Sepeda gunung jenis ini
didisain untuk mendapatkan efisiensi yang optimal pada saat mengayuh
dan menanjak, karenanya banyak juga digunakan untuk keperluan XC-race.
  
   Rancang bangunnya masih didominasi oleh jenis hardtail (tanpa sistem
suspensi belakang), sekalipun dalam 2-3 tahun terakhir ini jenis
full-suspension dengan travel suspensi belakang 3-4 inches semakin
banyak mengisi pasar.
   Penggunaan full-suspension pada sepeda gunung jenis cross-country
banyak dipicu oleh teknologi baru dalam pembuatan bahan material
berbobot ringan serta geometri suspensi belakang yang mampu
mengeliminasi efek negatif dari bobbing (tendangan balik pada saat
suspensi mengayun). Hanya saja sepeda gunung jenis ini tidak selayaknya
dipergunakan secara extreme, kecuali sebatas lompatan kecil (bunny hop)
dan kondisi medan dengan halangan teknikal yang ringan.


All Mountain / Trailbike
Saat ini merupakan pilihan yang cukup populer bagi para penggemar
sepeda gunung petualangan bebas dan popularitasnya sedang menanjak
pesat. Jarak main suspensi biasanya berkisar antara 4 hingga 5 inches
bahkan beberapa sudah ada yang menerapkan 6 inches, sekalipun kategori
ini masih menyisakan beberapa sepeda gunung jenis hardtail. Sepeda
gunung jenis all-mountain dirancang untuk mampu melintasi medan
berbatuan, tanah pegunungan maupun batu lepas dengan nyaman pada
kecepatan relatif tinggi dibandingkan sepeda jenis cross-country,
bahkan mampu melakukan lompatan (drop off) hingga 2 meter. Berat
keseluruhan sepeda berkisar antara 25 – 32 pounds, dengan komponen yang relatif ringan namun tetap kuat.



Artikel ini ane salin dari sini dan sini